Sabtu, 08 Maret 2008

Silica sahabat tulang

Silica sahabat bagi tulang

Silica mungkin harus selalu ada dalam jaringan internal kita. Berdasarkan sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Better Nutrition, Des 1997 oleh James F. Scheer, ”SILICA: KESEHATAN DAN KECANTIKAN DARI ALAM.” Artikel tersebut melaporkan bahwa Silica tidak hanya merupakan unsur kedua paling banyak di muka bumi. Setelah oksigen, Silica juga merupakan unsur yang paling berlimpah di lapisan kulit keras bumi, di mana terutama ditemukan dalam bentuk silica atau silicon dioxide (disebut juga batu api), yang muncul sebagian besar sebagai oksida silica dalam pasir dan kwarsa.

Menurut laporannya dalam Better Nutrition, Silica, sebuah trace elemen, ”adalah kritis bagi kesehatan tulang, tulang rawan, organ dan jaringan penghubung (aorta, trachea, dinding arteri, ligamen dan tendon); dan untuk kecantikan rambut, kulit, dan kuku. Terimakasih atas penelitian yang telah dilakukan oleh E.M. Carlisle, K. Schwarz, D.B. Milne, A. Charnot, R.H. Monceaux, J. Looper, E.J. Rus, L.C. Kevran, A. Weiss, A.T. Diplock, dan yang lainnya, karena kita sekarang menyadari bahwa unsur ini berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan dan kehidupan kita.”
Edith M. Carlisle, Ph.D., dilaporkan telah menemukan bahwa kalsium dan vitamin D saja tidak cukup untuk pertumbuhan, kepadatan, kekuatan, dan fleksibilitas tulang. Mineral lainnya, termasuk silica, dibutuhkan untuk menguatkan tulang dan meningkatkan produksi kolagen, serta menjaga kekuatan dan fleksibilitas jaringan penghubung. Ia juga mencatat dalam berbagai studinya bahwa dengan bertambahnya umur, silica menghilang dari aorta, pembuluh darah utama dari jantung; hingga konsekuensinya, jaringan penghubung di dalamnya memburuk.

Dr. Carlisle juga mengadakan percobaan dengan anak ayam di tahun 1970 dan 1980 yang menunjukkan pertumbuhan dan metabolisme tulang anak-anak ayam dengan silica dan tanpa silica dalam dietnya. Ia menghasilkan dua penemuan: Pertama, anak-anak ayam dengan tambahan diet silica menunjukkan 100% peningkatan kolagen tulang dibandingkan mereka yang tidak menerima tambahan silica. Lebih lanjut, secara perlahan tapi pasti tulang mereka menunjukkan peningkatan kandungan kalsium, yang tidak ditemukan pada anak-anak ayam yang tidak menerima tambahan silica. Carlisle juga menemukan bahwa sejumlah kecil silica membantu menciptakan pertumbuhan tulang yang lebih cepat dan lebih besar.

Carlisle menyatakan bahwa kekurangan silica dalam diet adalah sebuah faktor resiko penting - yang selama ini kurang diperhatikan - terhadap terjadinya osteoporosis dan osteopenia.

Artikel tersebut juga menguraikan bagaimana riset awal di tahun 1952 oleh Charnot memastikan bahwa dekalsifikasi (pelepasan kalsium) selalu didahului oleh tidak terdeteksinya jaringan silica. Kemudian di tahun 1972, Carlisle memperluas risetnya, dan menemukan bahwa silica mempengaruhi proses kalsifikasi dan tingkat deposit kalsium dalam tulang. Ia melaporkan bahwa hewan yang menjaga diet tinggi silica mencapai mineralisasi tulang maksimum jauh lebih cepat dibandingkan mereka yang diet rendah silica.

Dilaporkan pula bahwa Carlisle (1970) dan K. Schwarz dan D.B. Milne (1972) menunjukkan bahwa tikus dan anak ayam yang diberi makan kurang silica ternyata tidak mampu mencapai pertumbuhan optimal dan mengalami kelainan bentuk tulang dan tengkorak.

Tahun 1986, Carlisle membuktikan peran silica dalam pembentukan jaringan penghubung, dan mencatat bahwa silica adalah sebuah komponen struktural dari glycosaminoglycans (asam hyaluronic, chondroitin sulfat, dan keratin sulfat) dan protein kompleks mereka.

Referensi :
Better Nutrition, Dec, 1997 by James F. Scheer, "SILICA: HEALTH AND BEAUTY FROM NATURE"
Article References:
"Hard Water is Best For Health," Consumer Bulletin, March 1963.
"Hard Water Promotes Heart Health," News Report, University of Texas at Galveston, August 15, 1981.
Anonymous. Amazing Medicines the Drug Companies Don't Want You to Discover. Tempe, Ariz.: University Medical Research Publishers, 1993.
Balch, James F., M.D., and Balch, Phyllis A., C.N.C. Prescription for Nutritional Healing. Second edition. Garden City Park, N.Y.: Avery Publishing Group Inc., 1997.
Carlisle, E.M. "A Relationship Between Silicon and Calcium in Bone Formation," Fed Proc. 29: 265, 1970.
Carlisle, E.M. "Silicon: A Possible Factor in Bone Calcification." Science 167: 179-180, 1970.
Carlisle, E.M. "Silicon as an Essential Element for the Chick," Science 178: 619421, 1972.
Carlisle, E.M. "Silicon as an Essential Trace Element in Animal Nutrition." In: Silicon Biochemistry. CIBA Foundation Symposium 121. New York: John Wiley & Sons, 1986.
Charnot, A. "Influence du Silicum et du Potassium sur le Metabolisme due Calcium," Maros Medical 337: 32, 1952.
Faelton, Sharon. The Complete Book of Minerals for Health. Emmaus, Pa.: Rodale Press, 1981.
Kaulmann, Klaus. Silica. Burnaby, B.C., Canada: Alive Books, 1992.
Schwarz, K., and Milne, D.B. "Growth-Promoting Effects of Silicon in Rats," Nature 239: 333-334, 1972.