Kamis, 28 Februari 2008

Silent Clots

SILENT CLOTS (PENGGUMPALAN DIAM-DIAM)
Pembunuh Terbesar dalam Hidup; Bagaimana Mendeteksi, Mencegah dan Mengobatinya
Oleh James R. Privitera,M.D dan Alang Stang,M.A


Agregasi platelet (penggumpalan thrombosit) telah lama diketahui sebagai penyebab dan/atau terkait dengan banyak penyakit degeneratif utama. Selama lebih dari 25 tahun mempelajari tabel kondisi pasien, kami tidak pernah melihat laporan dari status reaktivitas platelet, meskipun lebih dari 90% dari semua infark miokard (kematian jaringan otot jantung) disebabkan oleh pembentukan thrombus pada lokasi luka aterosklerotik.

Angina pektoris yang tidak stabil pun dihasilkan dari pembentukan agregasi platelet pada lokasi ini. Lebih dari 90% kanker metastatik juga terkait dengan penggumpalan platelet.

Karena benar-benar sangat penting dalam menentukan jumlah penggumpalan pada darah pasien, kami menggunakan metode tes yang berbeda dan menemukan bahwa ternyata metode darkfield (darkfield microscopy) adalah yang paling cepat dan paling baik. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil setetes darah lalu dilihat pada layar TV kemudian konsultan/teknisi menjelaskan kondisi (pola) darah, dan pasien akan mendapatkan hasil fotonya.

Sejak penyakit jantung menjadi pembunuh terbesar dan 90% stroke juga disebabkan oleh agregasi platelet, kami melakukan studi terbatas terhadap pasien dengan keluhan pada peredaran darah dan agregasi platelet.

45 pasien dengan keluhan pada peredaran darah yang mengalami agregasi platelet 2+ (suatu penggumpalan yang lebih besar 2 kali lipat daripada sel darah) di tes menggunakan mikroskop metode darkfield.Untuk mengkonfirmasi dan verifikasi hasil pengamatan agregasi platelet, studi terhadap betathromboglobulin dilakukan.

Hasilnya menunjukkan korelasi 100%. Betathromboglobulin adalah protein spesifik platelet yang paling berlimpah dan mempunyai berat molekul 36.000. Betathromboglobulin tidak dipengaruhi oleh adanya Warfarin (coumadin) yang sering terlihat dengan metode darkfield. Agregasi platelet yang besar akan sering terlihat pada pasien dengan Warfarin (coumadin).

HAL-HAL YANG MEMICU PENGGUMPALAN

Rangsangan apapun dari prostaglandin dua (PGE2) memicu penggumpalan. Namun hal itu diluar ruang lingkup dalam uraian pembahasan masalah ini. Merokok, gula, alkohol, kopi serta defisiensi niacin dan magnesium, dapat secara negatif mempengaruhi masalah penggumpalan. Kondisi umum yang terkait dengan penggumpalan adalah sakit kepala.

Pada tahun 1977, Dr. Desmuch dan Mayer menerima penghargaan The Harold G. Wolff Award dari The American Association for the Study of Headache atas usahanya untuk mengidentifikasi agregasi platelet (penggumpalan) sebagai mekanisme penyebab sakit kepala migren. Secara klinis, kami telah menemukan mayoritas dari semua sakit kepala menderita agregasi platelet: 39 dari 41 atau 95%-nya.

Stress adalah kondisi lainnya yang terkait dengan agregasi platelet. Stress meningkatkan katekolamin, yang mana menyebabkan platelet menyatu. Ada korelasi antara stress dan daya tahan, sejak stress menyebabkan penggumpalan. 31 diantaranya, atau 70%-nya, menunjukkan korelasi positif dengan rasio kolesterol/HDL yang tidak normal.

RAHASIA OKSIDASI

Kolesterol yang teroksidasi menyebabkan arteriosklerosis. Hal ini telah diketahui lebih dari 20 tahun. Sejak patogenesis arteriosklerosis telah diketahui dengan sangat terperinci, dimulai dengan agregasi platelet, oleh karena itu, kolesterol yang teroksidasi menyebabkan agregasi paletelet.

Kami juga melakukan studi terhadap 28 pasien angina pectoris. 27 orang atau 96%-nya secara signifikan mengalami agregasi platelet (penggumpalan). Ada suatu argumentasi bahwa platelet aggregometer dapat mendeteksi penggumpalan dalam darah lebih baik daripada mikroskop darkfield.

Kami telah menggunakan alat tersebut selama beberapa tahun, namun ternyata tidak praktis, dan banyak zat seperti Pethidine, Morphine, Septra, EDTA, Theophyllin, Warfarin (coumadin), Pontopon, Aspirin dan Heparin, yang berpengaruh terhadap tes ini. Metode pendeteksian tersebut juga susah dan memakan waktu.

Pasien tak dapat melihat penggumpalannya di layar TV, seperti yang dia dapatkan dengan mikroskop darkfield. Penggumpalan menekan sistem imun dengan mengeluarkan platelet derived growth factor (PDGF) dan juga memicu kanker.

BAHAYA DARI PENGGUMPALAN

Pada Agustus 1991 Majalah Stroke melaporkan bahwa infeksi biasanya mendahului stroke dan menjadi pemicu stroke dengan mengubah sistem penggumpalan darah tubuh. Infeksi ini terjadi pada 17 dari 50 pasien, mulai dari ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan bagian Atas) ringan hingga ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan pneumonia. Hal ini sesuai dengan pengamatan sebelumnya dimana lebih banyak penggumpalan pada pasien dengan infeksi. Agregasi platelet (penggumpalan) mungkin problem yang paling umum yang kami lihat.

Banyak substansi alami untuk menangani agregasi platelet secara efektif. Dengan memberikan bahan-bahan yang memang tubuh perlukan, agregasi platelet dapat ditangani dengan baik.

Dr. Privitera adalah termasuk salah seorang dokter terkemuka di USA, dan juga seorang pelopor dalam pengobatan alternatif. Beliau melakukan penelitian ilmiah dengan menggunkan mikroskop darkfield serta menganalisa hubungan antara sel darah dengan berbagai macam penyakit dan kondisi defisiensi nutrisi.

Dr. Privitera adalah seorang penulis sejumlah artikel, pembicara di radio dan televisi, menjadi salah satu board of director dari organisasi kesehatan nasional. Dr. Privitera adalah termasuk salah seorang dokter terkemuka di USA, dan juga seorang pelopor didalam pengobatan alternatif. Beliau melakukan penelitian ilmiah dengan menggunkan mikroskop darkfield serta menganalisa hubungan antara sel darah dengan berbagai macam penyakit dan kondisi defisiensi nutrisi. Dr. Privitera adalah seorang penulis sejumlah artikel, pembicara di radio dan televisi, menjadi salah satu board of director dari organisasi kesehatan nasional.

Tidak ada komentar: